Goretti Maria Sindarti, M. Definisi Plasenta Previa Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan di mana plasenta terletak dibagian bawah rahim, sebagian atau seluruhnya menutupi leher rahim. Hal ini menyebabkan perdarahan vagina tanpa rasa sakit dan beberapa mengarah ke perdarahan.
Plasenta previa telah diklasifikasikan oleh tingkat perambahan pada os. Dalam plasenta previa, perdarahan lebih mungkin terjadi selama trimester ketiga, sebagai konsekuensi dari perkembangan segmen bawah rahim dan pelebaran leher rahim yang disebabkan oleh kontraksi uterus, pemeriksaan vagina juga dapat menyebabkan perdarahan antepartum.
Faktor risiko untuk pengembangan plasenta previa termasuk pengiriman sebelum seksio sesarea, terminasi kehamilan, operasi intrauterine, merokok, kehamilan multifetal, peningkatan paritas, usia ibu dan peningkatan tingkat seksio caesar. Plasenta previa berhubungan dengan konsekuensi yang merugikan bagi ibu dan anak, seperti Intra-Uterine Growth Restriction IUGR , kelahiran prematur, antenatal dan intra-partum perdarahan, transfusi darah ibu dan histerektomi darurat.
Etiologi Plasenta Previa Faktor-faktor predisposisi meliputi: a. Kehamilan multipel d. Riwayat kelahiran sesar sebelumnya e. Insisi uterus f. Riwayat plasenta previa sebelumnya insidennya adalah 12 kali lebih besar pada wanita dengan riwayat plasenta previa sebelumnya Penyebab dari plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga kuat menimbulkan kelainan ini. Salah satu penyebab plasenta previa yaitu vaskularisasi desidua yang tidak memadai, sebagai akibat dari proses radang atau atrofi.
Multiparitas dan cacat rahim juga berhubungan dengan kejadian plasenta previa. Hal ini berkaitan dengan proses peradangan dan atrofi di endometrium, misalnya bekas bedah caesar, kuretase, dan miomektomi.
Cacat bekas bedah caesar bahkan dapat menaikkan insiden dua sampai tiga kali lebih besar. Usia lanjut juga meningkatkan angka kejadian plasenta previa.
Insidensi plasenta previa meningkat hingga dua kali lipat pada wanita perokok. Hipoksemia akibat zat karbon monoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan hipertrofi plasenta sebagai upaya kompensasi.
Penyebab lainnya antara lain plasenta yang terlalu besar, misalnya pada kehamilan ganda dan kasus erotroblastosis fetalis. Kelainan tersebut menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum.
Patofisiologi Plasenta Previa Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebihbanyak tempat untuk berimplantasi.
Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar sinus untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung.
Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast Kay, Menurut Manuaba Implantasi plasenta di segmen bawah rahim dapat disebabkan: a Endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi b Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi janin c Villi korealis pada korion leave yang persisten Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka.
Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saai itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman.
Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai Oxorn, Terjadinya plasenta previa biasa terjadi pada tahap pertama setengah dari kehamilan, dan persistensinya terhadap istilah akan tergantung padausia kehamilan dan definisi yang digunakan untukhubungan yang tepat dari os serviks interna ke plasenta di TVS.
Dalam panduan ini, terminologi berikut dianjurkan untuk menggambarkan hubungan ini: kapan tepi plasenta tidak mencapai os internal, jaraknya dilaporkan dalam milimeter dari os internal; ketika tepi plasenta tumpang tindih os internal dengan jumlah apapun, jarak digambarkan sebagai milimeter tumpang tindih. Sebuah tepi plasentayang persis mencapai os internal digambarkan oleh pengukuran 0 mm. Untuk tepi plasenta mencapai atau tumpang tindih os internal,Mustafa et al.
Demikian pula Hill et al. Dua studi tambahan yang ada memeriksa berbagai jarak tumpang tindih antara 9 dan16 minggu23,24 sepakat bahwa persistensi plasenta previa adalahsangat tidak mungkin jika tingkat tumpang tindih plasenta tidak lebih dari 10 mm. Dua penelitian meneliti nilai cut-off di18 sampai 23 minggu gestasi. Manifestasi Klinis Plasenta Previa Kay menyebautkan bahwa gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua hal berikut: 1 Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan sampai berat.
Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal minggu ke kehamilan tetapi yang paling umum selama trimester ketiga. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda plasenta previa juga memiliki kontraksi rahim. Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti untuk sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu kemudian. Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain Kay, Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan di dapatkan belum masuk ke dalam pintu-atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior.
Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang Scearce, Gejala klinis yang muncul : - Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri Perdarahan ini biasanya terjadi pada trimester ketiga, darah biasanya berwarna merah segar.
Pendarahan pertama first bleeding biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Perdarahan ini umumnya akan berhenti tanpa penanganan khusus sebelum kembali terjadi pada beberapa hari atau beberapa minggu kemudian - Bagian terdepan janin tinggi floating.
Penatalaksanaan Plasenta Previa Penatalaksanaan plasenta previa dibagi dua, yaitu ekspektatif konservatif dan aktif. Bila terjadi perdarahan banyak atau gawat janin, dilakukan tindakan aktif. Pemberian tokolitik hanya pada kasus terpilih. Bila terjadi perdarahan banyak lakukan resusitasi cairan, atasi anemia transfusi , dan PDMO. Cara persalinan harus berdasarkan keputusan klinik disesuaikan dengan fasilitas yang ada.
Pada kasus sulit dengan kemungkinan terjadi plasenta akreta, sebaiknya didampingi spesialis obstetri dan ginekologi senior. Terapi ekspektatif Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis servisis.
Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan baik. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti. Belum ada tanda-tanda in partu. Keadaan umum ibu cukup baik kadar hemoglobin dalam batas normal d. Janin masih hidup. Penatalaksanaan yang dilakukan antara lain : - Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.
Terapi aktif tindakan segera Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Seksio Cesaria SC Prinsip utama dalam melakukan SC adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan hidup tindakan ini tetap dilakukan. Tujuan SC antara lain : - Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan - Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada cervik uteri, jika janin dilahirkan pervaginam Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga cervik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek.
Selain itu, bekas tempat implantasi placenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri. Pada saat melakukan SC siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan, infeksi, dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Melahirkan pervaginam Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi dengan infus oksitosin. Versi Braxton Hicks Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan tamponade placenta dengan bokong dan kaki janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan pada janin yang masih hidup. Traksi dengan Cunam Willet Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban secukupnya sampai perdarahan berhenti.
Tindakan ini kurang efektif untuk menekan placentadan seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan yang tidak aktif.
Konsep Asuhan Keperawatan 1 Pengkajian 1. Pemeriksaan Fisik a Umum Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil : 1 Rambut dan kulit Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang. Khusus 1 Tinggi fundus uteri 2 Posisi dan persentasi janin 3 Panggul dan janin lahir 4 Denyut jantung janin c. Bila jarak tepi kurang dari 5 cm disebut plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa, dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan lain Oyelese, Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai Johnson, Sonographers didorong untuk melaporkan jarak sebenarnya dari tepi plasenta ke os serviks internal di TVS.
Setelah dilakukanya 1. Kaji dan catat TTV, 1. Pengkajian yang akurat Tindakan keperawatan 2 X 24 TD serta jumlah mengenai status jam diharapkan penurunan perdarahan. Bantu pemberian merupakan dasar untuk teratasi dengan kriteria pelayanan kesehatan perencanaan, hasil: Volume darah atau mulai sarankan intervensi, evaluasi.
Memperbaiki volume output dapat diperbaiki terapi transfuse vaskuler membutuhkan sampai nadi, tekanan darah, darah sesuai terapi IV dan intervensi nilai hemodinamik, serta kebutuhan. Setelah dilakukan tindakan 1.
Terapi bersama 1. Kehadiran perawat dan keperawatan selama 3 x 24 pasangan dan pemahaman secara diharapkan ansietas dapat menyatakan empati merupakan alat berkurang dengan kriteria hasil: perasaan. Menentukan tingkat untuk mempersiapkan harapannya dengan kata-kata pemahaman pasangan untuk tentang manajemen yang sudah pasangan tentang menanggulangi situasi direncanakan, sehingga situasi dan yang tidak diharapkan.
Pendidikan pasien yang diberikan merupakancara yang efektif mencegah dan menurunkan rasa cemas. Pengetahuan akan mengurangi ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui. Kaji jumlah darah 1. Hemoragi berlebihan keperawatan selama 3 x 24 2. Catat nekrosis hipofisis yang dengan hitung SDP, Hb, dan berat jenis urin. Berikan heparin, hipoksia jaringan dan normal.
Rasional : tekanan uterus pada vena cava aliran darah kejantung menurun sehingga terjadi perfusi jaringan. Rasional : penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad sindroma vena cava sehingga klien harus di monitor secara teliti. Rasional : penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar oksigen dalam janin sehingga menyebabkan perubahan frekuensi jantung janin. Monitor tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 15 menit, bila normal observasi dilakukan setiap 30 menit.
Rasional : mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa adekuat dan sebagian persiapan bila diperlukan transfusi darah. You are commenting using your WordPress. You are commenting using your Google account. You are commenting using your Twitter account. You are commenting using your Facebook account. Notify me of new comments via email. Notify me of new posts via email. Share this: Twitter Facebook. Like this: Like Loading Leave a Reply Cancel reply Enter your comment here Fill in your details below or click an icon to log in:.
Email required Address never made public. Name required. Follow Following. Asuhan Keperawatan Pendarahan Antepartum. Sedangkan pada pemeriksaan pervaginal seperti inspekulo dan pemeriksan dalam bertujuan untuk melihat apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina seperti erosi porsio uteri, kanker serviks, varises vulva dan trauma.
Mutasi faktor v leiden, mutasi gen prothrombin adefisiensi antithrombin III, protein c dan defisiensi protein s, level homocysteine puasa, antibodi anticardiolipin antibodies, activated kurnal c resistance. Hebatnya perdarahan tergantung pada luasnya area plasenta yang terlepas. Ilmu Kebidanan Prawirohardjo S. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum pasenta 22 minggu, oleh karena itu perlu diberikan penanganan yang berbeda.
Perdarahan ini dipercaya memiliki hubungan dengan perkembangan segmen bawah rahim the lower uterine segmen pada trimester ketiga. American journal Roentgen ray plasehta 5 Berdasarkan jumlah perdarahan yang terjadi maka solusio plasenta dapat dibedakan menjadi: Obstetri Williams, edisi American Journal Roentgen Ray. Kerusakan kelenjar hipofisis anterior akan menyebabkan sindroma Sheehan yang mengakibatkan kegagalan laktasi dan amenorhea sekunder serta gangguan sistem reproduksi.
Sehingga perdarahan yang terjadi dapat tampak pervaginam. Decidua yang terobek melepaskan lapisan tipis yang terpisah dari myometrium. Kelainan pembekuan darah pada solusio plasenta biasanya disebabkan oleh hipofibrinogen. Gambaran ultrasonografi solusio plasenta retroplasenta22 Dikutip dari Sonography of abruptio placentae.
Perdarahan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan tidak mampu plasfnta berkontraksi untuk menghentikan perdarahan. Gambaran ultrasonografi solusio plasenta retroplasenta22 20 Dikutip dari Sonography of abruptio placentae. In Williams Obstetrics, 23rd Ed. Plazenta antepartum yang belum jelas sumbernya, mungkin disebabkan: Kelainan yang tampak ialah: Ultrasonografi dapat membantu menyingkirkan penyebab lain pada perdarahan retroplasenta trimester ketiga.
0コメント